PRESS RELEASE
Kegiatan “Srawung Bareng Peduli Transportasi Salatiga”
dalam rangka Hari Perhubungan Nasional 17 September
dan Hari Ulang Tahun Lalu Lintas Bhayangkara 22
September
Komunitas Masyarakat Transportasi
Salatiga (MTi – Salatiga) menggelar festival transportasi “Srawung Bareng
Peduli Transportasi Salatiga” pada hari Sabtu, 19 Oktober 2019 lalu. Bertempat
di Selasar Kartini (dari depan SMA Negeri 3 ke arah barat), kegiatan srawung
bareng transportasi ini diikuti oleh 70 siswa/i peserta yang berasal dari
perwakilan SMP dan SMA sederajat se – Kota Salatiga dan diramaikan oleh
komunitas Varian Matic Community (VMC).
Pada kegiatan ini, peserta mendapatkan asupan materi pembelajaran lalu lintas
dan transportasi dari 1) Komunitas Salatiga Heritage, 2) Satlantas Polres
Salatiga, 3) Dinas Perhubungan Kota Salatiga, 4) Komunitas Gowes Bapak-bapak
Sehat (KGBS), dan 5) Astra Motor, agar kelak mendapatkan pemahaman yang benar
bahwa #JalanRayaMilikKitaBersama.
Kegelisahan mengenai kondisi jalan raya di Salatiga
yang semakin ramai dan pengalaman mengikuti kegiatan Festival Pendidikan Aman
Berlalu Lintas di Semarang bulan September lalu menjadi dua latar belakang
penting di balik digelarnya kegiatan srawung bareng transportasi ini. “Karena
satu dan lain hal, tahun ini baik Dishub maupun Satlantas sama-sama belum
mengadakan kegiatan untuk memperingati Hari Perhubungan Nasional maupun Hari
Ulang Tahun Lalu Lintas Bhayangkara untuk Warga Kota Salatiga. Padahal, kami
melihat dua tanggal penting ini adalah sebuah momen untuk dapat memberikan
sosialisasi dan edukasi untuk pembangunan bidang transportasi di Salatiga ke
arah yang lebih berkelanjutan”, demikian pendapat Kristanto, salah seorang
relawan sekaligus founder dari
komunitas transportasi ini. Sementara itu, Alif, salah seorang relawan baru
yang merupakan Alumni Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan tahun 2019 dan berasal dari SMK Diponegoro Salatiga, mengungkapkan bahwa
teman-teman sekolahnya begitu ingin mengikuti kegiatan transportasi serupa
seperti yang diikutinya di Semarang pada bulan lalu. Akhirnya, pertemuan
komunitas pada Jumat malam, 20 September 2019 itu memutuskan bahwa kami (dengan
cukup nekat) akan mencoba mengadakan kegiatan di bulan Oktober, dengan tanggal
tentatif tanggal 12 Oktober 2019, dengan pertimbangan sudah semakin memasuki
musim penghujan dan akan makin bertambahanya kesibukan aktivitas siswa kelas
XII SMA/ SMK apabila penyelenggaraan kegiatannya kian diundur.
Alhamdulilah, kegiatan “Srawung Bareng Peduli Transportasi
Salatiga” ini dapat terlaksana pada hari Sabtu, 19 Oktober 2019. Pada pukul
13:15 kegiatan dimulai dengan ice-breaking
oleh pengisi acara yang membawakan beberapa buah lagu sambil menunggu
peserta maupun tamu undangan yang belum hadir. Salah satu hal yang membuat
kegiatan srawung bareng transportasi ini berbeda dari kegiatan-kegiatan lainnya
adalah, peserta kegiatan datang dan pulang dari kegiatan diantar-jemput dari
sekolah menggunakan Angkota Salatiga. Konsep ini kami terapkan untuk
mengenalkan dan mempromosikan moda transportasi angkutan kota, yang sampai saat
ini masih merupakan satu-satunya angkutan umum yang legal di Kota Wedang Ronde
ini. Terbatasnya lahan parkir di Jalan Kartini menjadi pertimbangan berikutnya
mengapa kami menawarkan konsep “drop-off
& pick-up” menggunakan angkutan umum, alih-alih mengorbankan
kepentingan umum dengan parkir di jalur hijau Jalan Kartini yang di sana juga
sudah terpampang rambu P dicoret. Adapun sekolah yang dapat mengirimkan
perwakilannya untuk mengikuti kegiatan ini berasal dari lintas kecamatan di
Salatiga, di mana Kecamatan Sidorejo diwakili oleh SMK Diponegoro (terletak di
Jalan Kartini), Kecamatan Argomulyo oleh MTS Negeri (Angkota Jalur 10), dan
Kecamatan Tingkir oleh a) SMP Negeri 8 (Angkota Jalur 5B), b) SMP Kristen 2
(Angkota Jalur 5), dan c) SMK Negeri 3 (Angkota Jalur 4B).
Sekitar pukul 14:00, acara sambutan pertama dalam
kegiatan ini disampaikan oleh Tedi selaku ketua panitia. Mahasiswa Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam IAIN Salatiga ini mengenalkan apa itu Komunitas MTi kepada
hadirin, mengingat komunitas yang satu ini belum cukup dikenal di masyarakat.
Sambutan kedua disampaikan oleh Zaenudin selaku Kanit Dikyasa yang baru di
Satlantas Polres Salatiga. Beliau memberikan pengantar edukasi lalu lintas
sekaligus menyampaikan dukungannya terhadap gerakan MTi yang mau peduli ikut
membantu polisi di bidang lalu lintas. Sambutan ketiga sekaligus untuk membuka
acara disampaikan oleh Dwi Nopi dari Dinas Perhubungan Kota Salatiga. Beliau
memaparkan beberapa isi Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan no. 22
tahun 2009 dan peran serta masyarakat dalam melaksanakan isi undang-undang
tersebut. Sebagian besar peserta benar-benar mendapatkan ilmu baru dari
pemaparan tersebut, mengingat tema lalu lintas dan angkutan jalan khususnya di
Kota Salatiga belum mendapatkan porsi yang cukup banyak dalam kurikulum sekolah
saat ini.
Setelah selesai sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan
pembelajaran lebih lanjut melalui pos-pos edukasi. Kurang lebih selama 90
menit, siswa/i dibagi menjadi 4 kelompok diberi kesempatan untuk menyerap ilmu
dari 4 pos yang sudah disiapkan oleh panitia: 1) Pos Sejarah Transportasi
Salatiga oleh Komunitas Salatiga Heritage, 2) Pos Rambu dan Marka Lalu Lintas
dari Dinas Perhubungan, 3) Pos Keselamatan Berlalu Lintas dari Satlantas, dan
4) Pos Sepeda dari Komunitas Gowes Bapak-bapak Sehat. Setiap 20 menit,
dilakukan rolling peserta atau moving class, di mana mereka harus
berpindah ke pos berikutnya agar sampai dengan batas waktu yang ditentukan,
mereka telah mendapatkan materi pembelajaran dari semua pos secara lengkap dan
komprehensif. Para peserta tampak begitu antusias mengikuti pos-pos yang ada,
khususnya ketika mereka mendatangi pos unik Salatiga Heritage yang menggunakan
replika bus legendaris asal Salatiga “ESTO” alias “Eerste Salatigasche
Transport Onderneming” yang juga sering diplesetkan orang menjadi “Enak Seger
Tanpa Ongkos”, mengingat ESTO adalah pionir kendaraan bermotor pertama yang
menawarkan kenyamanan bertransportasi di kota ini puluhan tahun silam. Melihat
kesibukan teman-teman dari Dishub dan Satlantas yang sudah beracara dari pagi
hari (Ya, kebetulan kegiatan srawung transportasi ini diadakan bersamaan dengan
kegiatan “Glorifikasi Keselamatan” dari Satlantas Polres Salatiga di pagi
harinya) acara dilanjutkan dengan pemberian kenang-kenangan terhadap pemateri
pos yang telah menyiapkan materi, properti, dan segala sesuatunya untuk
dibagikan kepada para peserta. Kolaborasi memang merupakan suatu hal yang luar
biasa. Jaya terus, Dunia Transportasi Salatiga!
Selain keempat pos dengan sistem moving class, last but not least masih tersedia Pos Safety Riding sebagai
pos terakhir yang relatif ditunggu-tunggu para peserta karena sebagai remaja,
mereka cenderung ingin cepat-cepat bisa naik sepeda motor untuk kebutuhan
mobilitasnya. Oleh karena itu, pos ini kembali menggunakan sistem kelas umum,
di mana seluruh peserta berkumpul di Lapangan SMA Negeri 3 menuju 2 unit sepeda
motor Honda sebagai alat peraga. Kebetulan karena adanya urusan yang mendadak,
pemateri dari Astra Motor tidak bisa hadir dalam kegiatan ini, sehingga Alif
dan Anggoro, relawan MTi yang merupakan Alumni Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan 2019 – lah yang memberikan pengarahan sekaligus
langsung mempraktikkan sikap/ posisi berkendara roda dua yang aman. Sebelumnya,
mereka telah mendapatkan “diklat” dari Astra Motor mengenai apa-apa saja yang
perlu disampaikan kepada para peserta. Sekalipun baru pertama kali mencoba, antusiasme
para peserta ternyata justru sangat tinggi, khususnya memuncak ketika Anggoro,
siswa SMK Saraswati Salatiga, mengajarkan cara pemakaian helm yang benar kepada
seorang siswi SMK Negeri 3 Salatiga. “Cieee, modus ini modus ini..”, komentar
salah seorang siswa SMK Negeri 3 laki-laki yang ikut meramaikan suasana. Dody,
salah seorang relawan awal MTi mengapresiasi materi Pos Safety Riding yang dapat diberikan oleh temannya sendiri yang
seumuran. “Mereka menyampaikan dalam frekuensi bahasa yang sama, materinya
dapat tersampaikan dengan sangat baik”, jelas Dody. Usai pembelajaran di pos
yang terakhir ini, para peserta pun mengikuti acara penutupan berupa pembagian doorprize dan konsumsi. Pada pukul
17:15, para peserta pulang ke sekolahnya masing-masing dengan “dijemput oleh
angkota” yang telah mengantarnya ke Selasar pada siang hari tadi.
Terminologi “Srawung Bareng” yang kami pilih untuk
kegiatan transportasi ini tak lain dan tak bukan adalah karena kesadaran bahwa
kami sebagai komunitas memerlukan sinergi/ kolaborasi dengan berbagai stakeholders/ pemangku kepentingan dalam
membantu pemerintah mewujudkan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) yang
ke-11, yakni “Keberlanjutan Kota dan Komunitas”. Melalui publikasi kegiatan ini
kami ingin dapat berjejaring dengan teman-teman/ komunitas/ instansi yang juga
peduli dan mau ikut berpartisipasi dalam pembangunan dunia transportasi
Salatiga. Mungkin Kota Salatiga memang tidak memiliki perguruan tinggi/
universitas yang memiliki jurusan teknik sipil maupun perencanaan wilayah dan
kota, tetapi kami percaya bahwa melalui edukasi, komunikasi, dan sikap respek
dan saling menghormati antarpihak yang baik, sebuah pembangunan transportasi
yang berkelanjutan di kota ini akan dapat terwujud. Salam Transportasi, Jalan
Raya memang milik kita bersama!
No comments:
Post a Comment